Assalamualaikum~ Salam sejahtera, om swastyastu, namu buddhaya, salam kebajikan, rahayu, rahayu, rahayu.
Beberapa waktu lalu, seorang brigjen TNI AD merekomendasikan sebuah buku untuk Ibu. Tanpa pikir panjang, kami pun memesan buku ini, "Milikilah Mental Pemenang: Mengenal & Mengembangkan Diri", sebuah buku nonfiksi karya Irwan Amrun, Direktur Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia.
Judul: Milikilah Mental Pemenang: Mengenal & Mengembangkan Diri
Penulis: Irwan Amrun
Editor: Retno Kristy
Harga: Rp74.800
Terbit: 18 Maret 2019
Kertas: Book Paper 60
Halaman: 208
Dimensi: 15 x 23 cm
Berat: 300 gram
Saat melihat sampul depannya, hati kami langsung tertambat. KerLiP banget kan, bintangnya? Hehe. Saya juga suka karena isi bukunya dicetak dalam tinta biru yang tetap ramah untuk mata. Nah, hal yang menyentil perhatian saya lebih jauh adalah istilah "mental pemenang" yang muncul pada judulnya. Selama berkutat di dunia pendidikan, saya familier dengan kalimat "setiap anak adalah juara". Tapi, juara yang seperti apa? Menang dari yang lainnya?
Penulis buku ini menggunakan istilah "mental pemenang" sebagai padanan untuk konsep yang ia ramu, yaitu Adversary Mental Profile (AMP). Adversary sendiri merupakan kata dalam bahasa Inggris yang berarti "lawan". Bukan "musuh", tapi "tantangan". Begitulah yang ditunjukkan oleh buku nonfiksi ini. Bagaimana caranya supaya kita bisa menjadi seorang pemenang dengan menumbuhkan keterampilan mental yang dibutuhkan untuk menaklukkan tantangan dalam hidup kita.
Gaya tuturnya yang semi-ilmiah terasa kurang menyapa, tapi memang membuat buku ini rasanya punya otoritas. Beberapa bab awal kesannya masih seperti pendahuluan. Bagi saya, bobotnya baru terasa kental pada bab 5. Setelah membaca hingga ujung, saya dikenalkan dengan tools untuk melakukan refleksi diri. Dari ketiga komponen AMP (ketangguhan, ketahanan, fleksibilitas mental), apa saja keterampilan mental yang sudah ada pada diri kita? Komponen mana yang bisa kita perkuat?
Misalnya, saya melihat diri saya kuat dari sisi fleksibilitas mental, karena saya mampu nerimo, cenderung lunak melihat situasi, dan bisa memberikan values atau menghargai kejadian apapun yang ada, tapi masih (sangat) banyak yang bisa dikembangkan dari sisi ketangguhan dan ketahanan mental. Penulis menyediakan subklaster untuk melihat ketiga komponen itu secara lebih mendetail. Menurut saya, sih, setiap komponen dan subklaster dari konsep AMP ini bisa diperdalam menjadi buku nonfiksi populer sendiri.
Pembahasannya yang kaya dan menyeluruh mendorong saya untuk membaca ulang buku ini dan memperdalam ilmu di dalamnya setelah ini. Jika ingin terus mengembangkan jati diri kita dan mengenali keterampilan mental yang dibutuhkan anak, buku ini menawarkan peta jalan yang sungguh masuk akal. Recommended!
Komentar
Posting Komentar